Senin, 27 April 2015

Team work dalam kehidupan sehari-hari

 Team work bisa diartikan sebagai kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai  misi yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.Sebuah tim itu sangat memebutuhkan kemauan untuk saling bergandengan-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama serta saling melengkapi antar sesama.Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun sering terjadi perbedaan pemahaman serta perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu sangatlah  penting untuk menjunjung tinggi kesadaran akan kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
Berikut ini merupakan contoh dari kerjasama dalam team:    Universitas Gunadarma pada tahun 2015 ini berencana akan mengadakan sebuah acara pameran teknologi , Tentu saja ketua acara tersebut tidak mengerjakan segala sesuatunya sendirian, maka dibentuklah susunan panitia yang akan mendukung untuk menyukseskan acara tersebut. Panitia tersebut dibagi dalam setiap divisi-divisi yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sehingga  acara yang diselenggarakan dapat tersusun dan berjalan dengan lancar.  
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu kegiatan atau pun pekerjaan akan terasa lebih ringan dan mudah, semua divisi-divisi yang terlibat mempunyai jobdesk tersendiri sehingga akan membentuk suatu kesatuan rangkaian acara yg baik.
  Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Tim Formal     Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari     struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal    Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan    beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal
3. Tim Horizontal    Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari    tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus    Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi    formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas    khusus.
5. Tim Mandiri    Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerjadengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untukmenghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannyadiawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah    Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yangdibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untukmendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:
1. Problem solving team    Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang munculdalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalahmengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkanmasalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota timbiasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluhorang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
2. Self managed team    Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas denganmemberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnyamenjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi rewarddan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanyaberasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.
3. Cross functional team    Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnyapengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi.Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian danorientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

A.3. Tahap Perkembangan Teamwork 
     Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapatberkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik.Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi kedalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:
1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk    bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang    membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat    jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada    anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih    pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).


2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di     dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya    dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai    tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-    masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi    yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi    pendengar.
3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan    subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan    berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena    semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk    mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana    team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat    bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat    dari prestasi yang ditunjukkan.

A.4. Peranan Anggota Tim

        Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang menunjukkanperanan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu:
1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai denganbaik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa salingketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas.
2. Para anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat danpengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan,opini danketidak sepakatan, peranan dan pertanyaannya disambut dengan baik.
3. Para anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untukmengembangkan keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari tim.
4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yangbiasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif(bersifat memperbaiki).
5. Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwapemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasilmembuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.

Sumber:http://febriansyah-borek.blogspot.com/2013/10/pengertian-team-work-kerja-sama-team.htmlhttp://rihanaz.blogspot.com/2013/10/teamwork-kerjasama-team-implikasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar